Selasa, 05 Juli 2011

efek obat tidur

Stop Minum Obat Tidur!
Pernah mengalami susah memejamkan mata? Pernah menelan obat tidur? Mulai sekarang, kurangilah jika tak bisa dihentikan. Obat tidur ternyata menggandakan risiko kecelakaan kendaraan pada hari berikutnya.

Sebuah hasil riset di Inggris membuktikan hal itu. Ratusan ribu warga Inggris menghadapi risiko kecelakaan lalu lintas lebih tinggi karena kebiasaan menelan obat tidur. Riset itu menunjukkan, kalangan laki-laki dan anak muda memiliki kemungkinan mengalami kecelakaan lebih besar ketimbang wanita dan orang tua setelah meminum obat tidur. Bahkan mereka yang hanya sesekali menggunakannya pun bisa meningkatkan kemungkinan itu.

Hasil temuan itu juga mengungkapkan risiko itu tentu tidak pada kategori obat yang menimbulkan ketergantungan yang biasa disebut benzodiazepine. Obat semacam itu memang terkenal menyebabkan kantuk sepanjang hari.

Yang dimaksud di sini adalah obat tidur yang biasa disebut z-hypnotics, obat tidur yang lebih aman dan dikembangkan dalam 10 tahun terakhir. Obat ini juga meningkatkan tingkat kecelakaan secara signifikan terhadap orang yang mengendarai mobil setelah meminum obat tidur tersebut.

Padahal, produsen obat sudah menyatakan efek dari obat produksi mereka berkisar 7-8 jam. Artinya, para pengemudi harusnya bisa fit di belakang kemudi sehari kemudian.

Di Inggris, sekitar 500 ribu resep keluar dalam setahun untuk obat-obat jenis z-hypnotics semisal zolpidem. Obat itu dijual di Inggris Raya dengan merek Stilnoct. Obat itu sempat dipuja-puji sebagai kemajuan yang besar saat diperkenalkan pertama kali pada pertengahan 1990-an.

Saat itu, hasil tes menujukkan, efek sampingnya tak terlalu besar. Dia tak bertahan di saluran darah sepanjang benzodiazepines yang sudah dikenal orang sejak dekade 1960-an.

Tapi, kekhawatiran terhadap keselamatan penggunanya membesat menyusul laporan yang mengaitkan obat tersebut dengan sikap tidur yang aneh dan berbahaya. Sejumlah pengguna zolpidem bahkan mengendara mobil saat masih ngantuk. Yang lain, punya tindakan yang aneh-aneh. Inilah yang membuat kalangan pemerhati keselamatan di AS dan Australia memberi peringatan, menyarankan pasien tak menggunakan obat tersebut lebih dari sekali empat minggu.

Dalam riset terakhir yang dipublikasikan jurnal Sleep Medicine, para periset mempelajari kecelakaan kendaraan di antara pengguna obat tidur di Norwegia. Hasilnya, tingkat kecelakaan rata-rata di antara mereka yang menggunakan pil tidur lama. Salah satunya adalah pengguna flunitrazepam atau yang lebih dikenal rohypnol.

Tapi, tim riset dari Institut Kesehatan Publik Norwegia itu kaget menekukan obat tidur jenis baru, zopiclone atau zolpidem ternyata berpeluang dua kali mengalami kecelakaan. Para ahli melihat data meliputi 3,1 juta warga Norwegia antara Januari 2004 dan September 2006. Sepanjang itu, terjadi 129 kecelakaan terhadap mereka yang meminum zopiclone dan 21 untuk pengguna zolpidem.

Toh, ada saya yang mencoba menggugat temuan itu. Profesor Jim Horne, ahli obat tidur di Universitas Loughborough memperingatkan hasil riset it masih terlalu kecil untuk membuat kesimpulkan tegas. "Obat-obat ini tidak menyebabkan kantuk sepanjang hari dan zolpiden obat yang aman," katanya. [

Tidak ada komentar:

Posting Komentar